Selasa, 08 November 2016

pengalaman elza syati

NAMA: ELZA ROSANA SYATI
NIT:160108040

PENGALAMAN MENJADI SEORANG TARUNI 



   Saya memiliki cita-cita sebagai seorang psikologi tapi harapan itu harus punah karena orangtua yang tidak mendukung. Alasan orangtua tidak mengizinkan mereka berfikir lowongan pekerjaan psikologi masih minim. Saya memberitahu tentang kampus STTKD kepada orangtua, mereka langsung mendukung. Tapi hati ini masih dalam keraguan, hati ini masih bimbang. Saat itu saya binggung memilih antara mengikuti kemauan orangtua atau keinginan hati sendiri. Saya berkonsultasi dengan wali kelas saya dan saya bercerita tentang permasalahan saya. Wali kelas  memberi solusi juga satu fikiran dengan orangtua saya.
Dengan hati yang berat saya mengikuti saran dari wali kelas dan orangtua.  Saya berfikir apabila orangtua menghendaki pasti akan baik nantinya, karena orangtua lebih tahu yang terbaik untuk anaknya. Saya juga teringat pesan dari guru kimia apapun yang kita lakukan harus dengan ridho orangtua. Jadi saya menurut apa yang dikatakan oleh orangtua. 

   Saya mengambil formulir di sekolah dan melengkapi data serta persyaratan yang di minta. Saya memilih  3 prodi saat mengisi formulir pendaftaran. Prodi yang saya pilih pertama prodi D-3 MTU, yang kedua prodi D-4 MTU, dan yang terakhir prodi prodi pramugari. Saya berpasrah prodi mana yang bisa membuat saya kuliah di STTKD berkas dan persyaratan saya kirim ke kampus. Beberapa hari kemudian saat saya usai melaksanakan sholat duhha saya membuka handphone dan mendapatkan sms dari kampus STTKD untuk mengirim alat e-mail saya.
Pada malam hari e-mail saya di buka oleh orangtua saya lalu mereka mengabari saya bahwa saya di nyatakan di terima di prodi D-3 MTU tanpa tes tertulis dan saya harus beregistrasi. Saya merasa senang namun di balik rasa senang terdapat juga kesedihan karena saya tidak bisa menggambil apa yang saya inginkan. Tapi saya meyakini bahwa ini adalah yang terbaik yang di berikan Allah. Mulai saat itu saya meyaikini bahwa saya harus bisa dan mampu untuk orangtua yang begitu mendukung saya. Hati saya berkata aku harus bisa membanggakan mereka.

  Pertama memasuki kampus STTKD rasanya begitu sangat deg-degan  saya tidak percaya kalau saya sudah menduduki bangku perkuliahan. Masuk kampus saya melihat beberapa senior yang membantu junior membawakan barang ke asrama. Saya melihat badan senior yang bagus dan terbentuk langsung  saya bergumam kapan  bisa seperti senior yang apik perawakannya.  Saya langsung menuju keuangan untuk menukarkan registrasi pembayaran ke kwitansi. Lalu saya mengecek kamar, di kamar mana  saya akan tinggal selama satu tahun. Setelah  mengetahui saya di kamar A2 saya menumui orangtua saya. Saat saya berjalan menuju ke tempat orangtua, saya di panggil senior karena saya tidak memakai sepatu saya begitu merasa takut. Saya langsung bergegas menemui orangtua dan menukar sepatu saya.
Saya membawa barang bawaan saya dan di bantu oleh senior ke asrama. Saya bertemu dengan teman-teman baru dari berbagai daerah dan suku. Teman-teman satu kamar saya berasal dari Lampung, Jombang, dan Marauke. Saya berkenalan dengan mereka sambil menata barang bawaan. Selesai menata saya menemui keluarga untuk makan dan perpisahan. Begitu berat rasanya berpisah dengan orang-orang yang begitu sangat saya sayangi. Tetesan air matapun tumpah membasahi pipi. Tapi saya mencoba tenangkan diri dan menghapus air mata, untuk berusaha kuat.



  Malam  senin malam apel pertama di mulai. Semua anak asrama baris perblok masing-masing dan memperkenalkan diri. Selesai apel kami kembali ke kamar dan mempersiapkan segala keperluan untuk hari pertama PDK. Saya dan teman-teman bangun jam 4 pagi untuk mandi dan melaksanakan solat subuh. Setelah selesai saya dan 3 orang  teman sekamar pergi ke kantin untuk sarapan. Pukul 06.00 WIB, kami melaksanakan apel untuk mengecek kerapihan dan kehadiran. Saya begitu kaget saat senior membentak-bentak. Wajah takut dan gelisah menyelimuti catar (calon taruna/i). Beberapa catar ada yang terlambat mereka di suruh jalan jongkok. Tapi kami harus menunduk apabila ada yang di hukum. Selesai apel pagi seluruh catar menuju ruang RKU untuk pembagian pleton. 


 Hasil gambar untuk pdk sttkd tahun 2016

  Saya masuk pleton 8 banyak teman-teman baru dan saya berkenalan dengan mereka. Kami di ajarakn lagu mars STTKD dengan senior, lagu apel makan serta yel-yel lainnya. Kami juga di ajarkan cara minum. Sore harinya ada upacara pembukaan PDK, selesai upacara pembukaan PDK. Kami kembali ke asrama untuk beristirahat dan mempersiapkan bekal yang di suruh bawa oleh senior untuk kegiatan baksos esok hari.  Sampai di asrama saya bersiap-siap untuk kembali ke rumah kakak saya di Klaten  baju dan segala keperluan saya masukan ke dalam ransel. Tidak lama kemudian senior datang ke kamar saya memanggil bahwa abang saya sudah menunggu di pos satpam.

  Hari kedua PDK saya tidak mengikutinya karena saya mengikuti ujian perbaikan nilai di SMA Negeri 1 Klaten. Rasanya badan saya sakit semua waktu mengikuti PDK hari pertama hingga saya tidak berkonsentrasi mengikuti ujian. Pulang ujian saya di temani kakak untuk berbelanja keperluan di asrama. Selesai belanja rasanya saya ingin tidur siang namun karena badan sakit saya tidak bisa tidur. Jam 4 sore saya diantar kembali ke asrama di jalan saya ketiduran hingga sampai asrama. Saya langsung bergegas turun dan menemui teman saya yang sedang berbelanja keperluan untuk PDK hari ketiga. Saya pun langsung ikut berbelanja dengan teman-teman saya.

  Lelah, letih, lesu tapi saat itu saya menginggat wajah kedua orangtua saya dan saya harus semangat menjalani. Tidak ada kesuksesesan tanpa pengorbanan, proses, dan  kesulitan. Hari ketiga PDK saya mengukur baju, mengisi KRS, mengukur sepatu, membuat pas foto serta pembekalan untuk PDK di AAU. Saya sangat tertinggal dengan teman-teman saya karena hari kedua saya izin. Jadi saya mengisi KRS sendiri di laboraturium. Saya mempersiapkan fisik dan mental untuk di AAU. Saya takut kondisi saya menurun karena saya memiliki riwayat penyakit salmonella thyposa (sakit typus).

  Hari keempat seluruh catar wanita di berangkatkan ke AAU selama perjalanan ke AAU kami semua bersorak-sorai menyanyikan yel-yel yang di berikan oleh senior. Begitu sangat menyenangkan susah senang bersama teman-teman seperjuangan dari daerah yang berbeda-beda pula.  Sampai di AAU kami berbaris dengan rapih  dan berjalan berdua menuju ruangan Sabang-Marauke untuk pembukaan.  Saya duduk di belakang bersama teman dan senior. Wajah saya saat itu terlihat pucat, kepala saya mulai pusing dan saya usap dahi menggunakan minyak kayu putih sambil saya pijat-pijat. Saya di panggil senior Almira dia memeriksa saya dan saya bilang saya tidak kenapa-kenapa. Hati saya mengatakan saya harus kuat tidak boleh lemah harus mampu.

  Selesai pembukaan kami di bawa ketempat untuk kami beristirahat, makan dan tidur. Saya mencari tempat yang masih kosong untuk saya beristirahat. Setelah dapat tempat saya meletakkan barang bawaan saya dan merapikannya. Selesai berbenah waktu jam makan siang  tiba, kami semua duduk dengan rapi dan di bagikan nasi kotak untuk makan siang. Usai makan kami bergegas melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang dianut. Selesai ibadah kami istirahat sejenak yaitu tidur siang.

  Selesai istirahat kami bersiap-siap untuk latihan turun tebing dan peraturan baris-berbaris. Saya mengikuti kegiatan itu walaupun kondisi saya lagi tidak sehat. Saya mencoba untuk belajar manjat tebing agar hari berikutnya tes panjat tebing saya bisa. Berkumpul dengan teman baru serta berkenalan menambah banyak teman saya. Namun saya lupa dengan nama-nama teman saya karena terlalu banyak. Selesai latihan panjat tebing di lanjutkan dengan latihan Peraturan baris-berbaris. Saya suka peraturan baris berbaris karena saya SMP wajib mengikuti kegiatan pramuka.
Selesai latihan kami menuju tempat istirahat sambil berlari, saat berlari saya merasa tidak kuat lagi perut saya terasa sakit dan nafas mulai terasa sesak. Saya hanya mampu berjalan dengan sangat pelan dan di dampingi senior. Sampai di tempat istirahat saya langsung di beri oksigen. Saat saya mencari obat di tas, tas yang saya  letakkan di bawah tempat tidur saya tidak ada. Saya begitu sangat kebingunggan karena saya sangat memerlukan obatnya. Saya cari satu persatu namun saya tidak berhasil menemukannya kepala saya semakin bertambah denyut. Lalu senior memanggil teman-teman saya untuk membantu mencari tas. Tas berhasil di temukan dan saya harus segera minum obat, mandi dan solat. Setelah solat saya mencari tas saya lagi di tempat yang di temukan oleh teman saya namun bukan tas saya, yang saya temui. Saya merasa dikerjai, saya melapor kepada senior belum sempat saya mencari tas perut saya begitu sangat terasa mual dan saya muntah terus menerus. Hingga saya tidak dapat mengikuti kegiatan malam hari.

  Hujan turun begitu sangat deras rasa yang begitu dingin hingga saya sulit bernafas, saya memanggil senior dengan suara yang sangat lemah. Saya langsung di beri oksigen dan di pinjamkan jaket oleh senior Karin. Saya melanjutkan tidur lagi hingga pagi, pagi hari saat teman-teman mengikuti kegiatan saya merasa sedih karena saya tidak dapat ikut bersama mereka. Perut yang begitu mual membuat saya tidak dapat menghentikan muntah hingga saya merasa kekurangan cairan. Saat teman saya lagi latihan  dengan berjalan lemah  sayamencoba mencari tas saya dan saya mengambil keperluan saya . Setelah itu saya hanya dapat terbaring lemah. Saya sangat sedih ketika saya tidak bisa mengikuti turun tebing. Rasanya begitu tidak enak sakit jauh dari orangtua.

  Hari terakhir PDK di AAU saya mencoba mengikuti senam walau sedang lemah, namun terakhir senam saya tidak sanggup dan saya langsung pergi ke ruang istirahat. Saya berkemas-kemas untuk kembali ke asrama. Saya tidak bisa mengikuti kegiatan ke Museum penerbangan mandala. Saya dan teman-teman saya yang sedang sakit langsung di bawa ke kampus. Sampai di kampus saya dan teman langsung masuk ke dalam ruangan UKS.  Di UKS saya di periksa dan di beri obat. Saya dan teman berbaring menunggu teman-teman yang lain kembali ke asrama.

Hidup tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan. Butuh perjuangan, butuh proses, butuh semangat dan kerjakeras. Susah kamu saat ini yakin kedepannya kamu akan sukses. Apa yang kita tanam itu hasil yang akan kita peroleh.

 Hasil gambar untuk pdk sttkd tahun 2016






Tidak ada komentar:

Posting Komentar